BAB I
PRE – PROCESSING
Static analisis adalah
model analisis struktur untuk mengetahui batas kemampuan bahan dengan material
tertentu dan menahan beban yang dikenakan. Pada static analisis kali ini bahan
material yang diuji terdapat tiga komponen yaitu bearing, poros dan pulley.
Dalam materi kali ini beberapa hal yang pelu diketahui yaitu diantara :
a.
Material f.
Pulley
b.
Force g.
Connection
c.
Fixtures Advisor h.
Contact Set
d.
Centrifugal Force i.
Run
e.
Bearing Loads j.
Safety Facto
Sebuah
benda yang bekerja secara mekanis pasti mengalami pembebanan statis, benda
kerja yang akan dianalisa kekuatan statisnya adalah sebuah poros yang
dihubungkan dengan dua buah bearing dan satu buah pulley, seperti contoh gambar di atas ini. Untuk mengetahui
pembebanan statis, jenis material dari masing-masing part (bagian) telah ditentukan, karena setiap material memiliki
kekuatannya masing-masing. Selain dari jenis material yang digunakan tiap parts, dibutuhkan juga gaya yang
diberikan ke masing masing bagian untuk didapatkan nilai maksmial von mises dan
factor of safety (Faktor keamanan)
dari mateial tersebut :
1. Langkah pertama untuk membuka
gambar adalah dengan membuka file gambar atau folder, kemudian pilih “documents”
lalu pilih “solidwork analysis tutorial” kemudian pilih “Bearing
Poros Analysis” lalu buka “Shaft Assem.SLDASM”.
2. Lalu, hal yang harus dilakukan adalah
klik study advisor pada pojok kiri
atas, setelah itu pilih new study.
3. Dan jangan lupa pilih tab simulation
4. Setelah itu tentukan beban yang akan
diberikan untuk dianalisis, terdapat beberapa pilihan untuk perlakuan seperti,
termal, drop test, frekuensi dan
static. Tetapi untuk percobaan pada benda kerja kali ini menggunakan pilihan
statis untuk analisa statis.
5. Penjelasan untuk pembebanan statis
adalah beban yang akan dibebankan pada suatu benda uji yang akan dicari faktor
keamanannya dengan beban beban statis, atau dengan kata lain material atau
benda ini hanya akan menerima beban statis atau beban tak bergerak dalam proses
analisis nya.
6. Setelah memilih pembebanan yang akan dipilih,
lalu klik OK. Untuk lebih jelasnya kita lihat pada gambar dibawah ini :
7. Kemudian
pilih jenis material yang akan di analisis dengan cara mengklik tanda plus, lalu muncul beberapa part yang
akan di analisis diantaranya:
a. Pada
bearing 1 dan bearing 2 menggunakan material ASTM A36 Steel.
b. Pada
poros menggunakan material Steel AISI
1020.
c. Pada
pulley Alumunium 7079 Alloy.
Untuk Bearing pertama dan
kedua cara memilih jenis materialnya sama yaitu dengan mengklik
part yang akan dianalisis kemudian pilih “apply/edit
material” setelah itu pilih material yang sudah ditentukan diatas misalkan
pada bearing 1 dan bearing 2 yaitu “ASTM
A36 Steel” lalu pilih “apply”. Untuk lebih jelas
nya kita liat pada gambar dibawah ini.
Untuk poros cara memilih
jenis materialnya yaitu dengan mengklik part yang akan dianalisis kemudian
pilih “apply/edit material” setelah
itu pilih material yang sudah ditentukan pilih Steel AISI 1020 kemudian pilih “apply”. Untuk lebih jelas nya kita liat pada gambar dibawah ini.
Untuk pulley cara memilih
jenis materialnya yaitu dengan mengklik part yang akan dianalisis kemudian
pilih “apply/edit material” setelah
itu pilih material yang sudah ditentukan pilih Alumunium 7079 Alloy.kemudian pilih “apply”. Untuk lebih jelas nya kita liat pada gambar dibawah ini.
8. Setelah
material sudah ditentukan untuk menentukan letak posisi beaing yang
pertama, kemudian pilih “connections” lalu pilih “bearing” maka akan muncul kolom
connectors. Pada kolom yang berwarna biru pilih bagian pada poros, sedangkan
kolom yang berwarna pink pilih bearing pada bagian dalam sehingga kolom
yang berwarna biru tertulis “face <1> @poros-1”. Kemudian klik
kolom yang berwarna pink pilih bagian lubang atau bearing pada gambar,sehingga
kolom yang berwarna pink tertulis “face <2> @bearing-2”. dan pilih
“allow selft aligment” untuk
dinonaktifkan lalu pilih “OK” untuk
diproses selanjutnya. Kemudian matikan “Allow
self-aligment” dengan cara diklik pada simbolnya. Untuk lebih jelas nya liat gambar dibawah ini
:
9. Untuk menentukan letak posisi bearing yang
kedua, kemudian pilih “connections” lalu pilih “bearing” maka akan muncul kolom
connectors. Pada kolom yang berwarna biru pilih bagian pada poros, sedangkan
kolom yang berwarna pink pilih bearing pada bagian dalam sehingga kolom
yang berwarna biru tertulis “face <1> @poros-1”. Kemudian klik
kolom yang berwarna pink pilih bagian lubang atau bearing pada gambar,sehingga
kolom yang berwarna pink tertulis “face <2> @bearing-2”. dan pilih
“allow selft aligment” untuk
dinonaktifkan lalu pilih “OK” untuk
diproses selanjutnya. Untuk lebih jelas nya liat gambar dibawah ini :
10. Selanjutnya pilih “connections” lalu pilih “contact
set”. Pada kolom contact set pilih “automatically
find contact set” kemudian blok semua pada benda kerja tersebut maka akan
ada 4 part yaitu pulley, poros, bearing 1 dan 2 yang tercantum di kolom
berwarna pink pada bagian components. Lalu klik “find contact sets” maka akan muncul beberapa contact set pada kolom
dibagian results, setelah itu pilih contact set pada kolom dibagian result
kemudian pilih sampai contac set
tidak ada/habis. Setelah itu pilih “OK”.
11. Kemudian untuk mengatur
geometry pada benda kerja yaitu dengan cara klik “fixtures advisor” lalu pilih “fixed
geometry” maka akan muncul kolom fixed geometry. Pada kolom tersebut pilih
kedua ujung bearing tersebut dengan dicantumkan pada kolom berwarna biru setlah
itu pilih “OK”.
13. Untuk menentukan
gravitasi yaitu dengan cara klik “external
load” lalu pilih “gravity” maka
akan muncul kolom pada gravity. Pada kolom tersebut atur gravitasi yang akan
dianalisis yaitu 9,81 m/s2 kemudian pilih “OK”.
14. Tahap
selanjutnya yaitu mengatur pada centrifugal force dengan cara klik “external load” lalu pilih “centrifugal force” maka akan muncul
kolom centrifugal. Pada kolom tersebut terdapat bagian “selected reference” klik bagian kolom yang berwarna biru kemudian
pilh bagian part yaitu poros. Lalu masukkan nilainya yaitu 150 rad/s dengan putaran
searah jarum jam kemudian pilih “OK”
15.
Tahap
selanjutnya yaitu mengatur bearing 1 dan 2 yang akan dianalisis dengan cara
klik “external load” lalu pilih “bearing load” maka akan muncul sebuah
kolom bearing load. Pada kolom yang berwarna biru isi dengan bearing 1
sedangkan kolom yang berwarna pink isi dengan coordinate system pada bearing 1, kemudian masukkan nilai beban
yang akan dianalisis sebesar 9
N pada coordinate Y dengan perhatikan arahnya sesuai yang telah ditentukan.
16. Sedangkan
pada bearing 2 sama dengan langkah pada bearing 1 hanya yang membedakan pada
saat mengatur arah cordinatenya saja dengan berlawanan arah tetapi nilai beban
yang digunakan sama yaitu 9
N.
17. Tahap
selanjutnya menentukan beban pada pulley dengan cara klik “external load” lalu pilih “force”
maka muncul kolom force/torque. Pada kolom tersebut pilih “selection direction” dan pilih bagian tengah pulley, dikolom yang
berwarna pink masukkan “axis 1” yang
berada di model tree “shaft assem”.
Kemudian masukkan nilai beban yang akan di analisis sebesar 25 N pada titik
coordinate Y sambil diperhatikan arah putarannya dengan searah jarum jam,
setelah itu pilih “OK”.
18. Langkah terakir adalah klik
“Run” kemudian terdapat seperti gambar diatas lalu pilih “No”
BAB II
SOLVER – SOLUTION
Solver solution
adalah suatu proses mental dan intelektual dalam menemukan masalah dan
memecahkan berdasarkan data dan informasi yang akurat, sehingga dapat diambil
kesimpulan yang tepat dan cermat.
Proses ini merupakan proses langkah untuk perhitungan analisis dari subject
dengan cara perhitungan element per element pada meshing system. Langkah
perhitungan yang dilakukan secara otomatis oleh komputer dengan menggunakan
model matematika lanjut (Hukum Hooke, Rumus Diferensial/Laplace serta Rumus Matriks).
Setelah
memasukkan besaran angka pada force = 21 N, centri = 150 Rad/s, bearing = 9 N,
dan pulley F= 25 N. Kemudian klik “run” untuk dilakukan pengujian pada
material dan setelah di run maka akan muncul “linear static” kemudian
pilih “No”.
Pada
gambar tersebut software solidworks
sedang melakukan analisa dan juga running
program dengan syarat atau data-data yang digunkan. Rumus dasar yang
digunakan apabila melakukan perhitungan manual adalah dengan menggunakan
matematika lanjut seperti hukum hooke, rumus diferensial / Laplace serta rumus
matriks.
Umur pakai bearing berdasarkan putaran dapat dihitung dengan persamaan :
(Dalam Putaran)
Beban dinamis bearing
L : Umur pakai dalam putaran
C : beban dinamis ijin (N)
Fe : beban dinamis ekuivalen (N)
K : faktor dinamis bantalan
=
3 untuk bantalan bola
=
10/3 untuk bantalan roller.
n : putaran (r/min)
BAB III
POST PROCESSING
Setelah proses solving
selesai hasil analysis dari material tersebut yang dimana terdapat 3 buah
komponen material yaitu; bearing, poros dan pulley dapat langsung dilihat. Ada
3 hasil analysis yang dapat ditampilkan dengan memilih pada “Results” yaitu :
a. Stress Result
b. Displacement Result
c. Factor Of Safety
Von
Misses Stress
Hasil von mises stress
yang di dapat pada analisa material benda kerja di atas adalah 210.007.168,0 Titik yang menjadi tegangan
maksimum terjadi pada bagian bearing 2 pada bagian sudut bawah. Hal ini terjadi
dikarenakan pada bagian fixed geometry tersebut medapatkan beban dari ketiga
bagian lainnya yang saling berhubungan. Gaya yang ditimbulkan dari setiap
pembebanan yaitu gaya sentrifugal sebesar 150 rad/s pada poros, lalu gaya yang
terjadi pada pulley sebesar 25 N, dan
lain-lain. Lalu material dari bearng juga berpengaruh terhadap besarnya
tegangan von misses yang terjadi pada bearing
2 tersebut.
Von
Displacement Result
Pada gambar
diatas merupakan hasil analisis Displacement, dimana part tersebut mendapatkan
nilai displacement maksimum sebesar 7.281e+000 mm sedangkan nilai minimum pada
displacement sebesar 1.000 e-030 mm.
Factor
of safety (FOS)
Nilai faktor kamanan yang diapatkan dari
adalah sebesar 1.67 Nilai tersebut mengacu pada nilai
dari keadaan setiap gaya yang diberikan kepada bagian-bagian yang terdapat pada
bagian bearing, poros, dan juga
bagian pulley. Posisi faktor keamaan
pada gambar di atas adalah posisi yang sama dengan posisi von mises stress, itu berarti bagian yang terdapat pada bagian
tersebut mendapatkan beban yang paling besar dibandingkan pada bagian-bagian
lainnya. Untuk bagian bearing, digunakan material jenis ASTM
A36 Steel, mungkin dengan material tersebut, kemungkinan nilai kekuatan dari
material tersebut lebih besar dari material-material lain yang menggunakan
material yang berbeda. Gaya tekan poros dan juga gaya sentrfiugal yang
dibebankan dari poros kepada bearing menyebabkan
beban tertumpu pada bagian tersebut. Bagian tersebut menerima beban yang besar,
tetapi dalam kondisi nilai dari factor of safety yang didapatkan, masih memenui
standar aman untuk suatu material. Karena apabila nilai dari FOS.