PERBEDAAN SISTEM PNEUMATIK DENGAN SISTEM HIDROLIK
1 Pneumatik
1.1 Penjelasan Tentang
Pneumatik
Pneumatik
berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin. Semua sistem yang
menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang dimampatkan untuk
menghasilkan suatu kerja disebut
pneumatik. Dalam penerapannya, sistem pneumatik digunakan sebagai sistem
otomatis.
Dalam
suatu rangakaian pneumatik, udara diluar dihisap ke dalam kompressor dan
mengalami kompresi, sehingga memiliki bentuk energi yang kemudian diubah
menjadi gerak mekanik (gerak piston).
Berkaitan
dengan ilmu pneumatik yang terus berkembang maka pada kesempatan kali ini kita
akan mencoba untuk mempraktikan bagaimana sebenarnya udara itu dimampatkan dan
dengan alat bantu apa sehingga semua gagasan mengenai pemanfaatan udara ini
bisa diwujudkan.
Kelebihan sistem
Pneumatik
|
Kekurangan sistem
Pneumatik
|
1.
Fluida kerja yang
mudah didapat untuk ditransfer.
2.
Dapat disimpan dengan
baik
3.
Penurunan tekanan
relatif lebih kecil dibandingkan dengan hidrolik
4.
Viskositas fluida
yang lebih kecil sehingga gesekan dapat diabaikan.
5. Aman
terhadap kebakaran
|
1.
Gangguan udara yang
bising
2.
Gaya yang ditransfer
terbatas
3.
Dapat terjadi
pengembunan
|
1.2 Komponen Pendukung Sistem Pneumatik
1. Kompresor
|
Kompresor
digunakan untuk menghisap udara atmosfer dan memampatkannya ke dalam tangki
penampung atau receiver, kondisi
udara pada atmosfer dipengaruhi oleh suhu dan tekanan, sehingga berlaku :
Dimana : P =
Tekanan (Pa)
V
= Volume yang dibutuhkan oleh gas
(m2)
M
= Massa molar
R1
= Konstanta gas spesifik = 287
j/kg.ºK
T
= Temperatur absolut (ºK)
Simbol :
Gambar 2.1 Kompressor
2. Kompresor Air Filter
Kompressor
air filter berfungsi sebagai
penyaring udara yang digunakan pada sistem dengan memisahkan partikel –
partikel air dan debu dari udara.
Simbol :
Gambar 2.2 Kompressor
Air Filter
3. Katup 3/2 (3/2 Way Valve)
Berfungsi
sebagai saklar, yaitu untuk mengatur arah aliran dari fluida.
Simbol :
Gambar 2.3
Macam-macam Katub 3/2
4. Katup 5/2 (5/2 Valve)
Berfungsi
sebagai saklar, yaitu untuk mengatur arah aliran dari fluida.
Simbol :
Gambar 2.4 Katup 5/2
5. Katup Pengatur Aliran Searah (One Way Flow Control)
Berfungsi
sebagai pengatur debit aliran fluida, sehingga dapat mempengaruhi kecepatan
silinder.
Simbol :
Gambar 2.5 Katup Pengatur Aliran Searah
6. Katup gerbang Logika “AND”
Berfungsi
sebagai switch yang berkerja apabila terjadi
tekanan pada kedua lubangnya.
Simbol :
Gambar 2.6 Katup Gerbang Logika “AND”
7. Katup Gerbang Logika “OR”
Berfrungsi sebagai switch yang berkerja apabila terjadi
tekanan salah satu lubangnya saja.
Simbol :
Gambar 2.7 Katup Gerbang Logika “OR”
8. Time
Delay Valve
Berfungsi untuk menunda kerja dari
silinder.
Simbol
:
Gambar
2.8
Time Delay Valve
9. Tabung Gerak Tunggal (Single Acting Cylinder)
Berfungsi sebagai elemen penggerak
akhir. Pada SAC ini silinder bergerak maju dengan tekanan dan kembali secara
otomatis karena pengaruh kerja pegas di dalamnya.
Simbol
:
Gambar 2.9 Tabung Gerak Tunggal (SAC)
10. Tabung Gerak Ganda (Double Acting Cylinder)
Berfungsi sebagai elemen penggerak
akhir. Pada DAC ini silinder bergerak maju tanpa bisa kembali lagi secara otomatis,
silinder ini akan kembali ke posisi awalnya setelah mendapatkan tekanan fluida
dari arah yang berlawanan.
Simbol :
Gambar 2.10 Tabung Gerak Ganda (DAC)
11. Pressure
Relief
Berfungsi sebagai saklar otomatis,
komponen ini berkerja apabila tekanan pada tabung di
dalam komponen telah mencapai tekanan maksimum, maka udara akan mengalir dan mengaktifkan katup 3/2
yang juga terdapat di dalam komponen pressure relief
ini.
Simbol :
Gambar 2.11 Pressure Relief
12. Pressure
Gauge
Berfungsi sebagai alat pengukur
tekanan fluida (udara)
pada sistem pengontrol pneumatik.
Simbol
:
Gambar 2.12 Pressure
Gauge
2 HIDROLIK
2.1 Penjelasan
tentang Hidrolik
Hidrolik
merupakan suatu sistem yang memanfaatkan energi dari fluida (cairan) yang
dimampatkan sehingga menghasilkan energi mekanik/gerak mekanik (gerak piston). Mekanika fluida dan hidrolik merupakan ilmu yang
berkaitan dengan fluida dalam keadaan statis atau dinamis. Fluida adalah zat yang memiliki kemampuan untuk
mengalir dan menyesuaikan diri dengan tempatnya. Fluida
diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu
fluida mampu mampat (compressible)
dan fluida tak mampu mampat (non-compressible).
Dalam sistem pneumatik fluida compressible
dimanfaatkan untuk menggerakkan silinder. Sedangkan pada sistem hidrolik
digunakan fluida non-compressible.
Kelebihan
sistem hidrolik
|
Kekurangan
sistem hidrolik
|
1. Ketelitian
dalam penyetelan posisi
2.
Dapat
menahan beban yang besar
3.
Dapat
mentransfer energi yang besar
|
1.
Reaksi
yang dikerjakan lambat
2.
Sensitif terhadap
kebocoran
3. Sisa
cairan hidrolik yang menimbulkan limbah
|
1. Kekentalan (viskositas)
Kekentalan suatu fluida adalah sifat
yang menentukan besarnya daya tahan terhadap
tegangan geser atau dapat
didefinisikan sebagai ketahanan terhadap aliran. Ketahanan ini dipengaruhi oleh
gaya tarik antara molekul – molekul dalam fluida tersebut. Pada standar
internasional, koefisien kinematik dilambangkan dengan .
2. Tekanan Hidrostatik
Yang
dimaksud tekanan hidrostatik hidrolik adalah tekanan yang dilakukan oleh cairan
dalam keadaan tak bergerak. Cairan yang ditempatkan pada suatu bejana memiliki
energi tekanan yang diakibatkan oleh massa jenis cairan, gravitasi dan jarak
terhadap titik acuan.
3. Tekanan terhadap Luas Penampang
Besarnya nilai tekanan berbanding
terbalik dengan luas penampang tempat gaya itu bekerja.
4. Debit Aliran
Debit aliran adalah volume fluida
yang melewati suatu penampang dalam suatu satuan waktu tertentu.
5. Jenis Aliran Fluida
Tipe
aliran dalam fluida dibedakan atas pergerakan partikel dalam fluida tersebut,
yaitu aliran laminer dan turbulen. Pada aliran laminer partikel – partikel dalam fluida
bergerak disepanjang lintasan – lintasan lurus dan sejajar dalam lapisan –
lapisan. Sedangkan pada aliran turbulen partikel–partikel fluida bergerak secara acak kesegala arah.
Untuk mengetahui besar dan jenis
aliran dari fluida perlu diketahui bilangan Reynolds,
yaitu bilangan tak berdimensi yang menyatakan perbandingan gaya – gaya inersia
terhadap kekentalan suatu fluida. Untuk menghitung dan menentukan jenis aliran
dapat didasarkan pada :
a.
Kecepatan aliran
(m/s)
b.
Diameter pipa
(m)
c.
Viskositas kinsematik (m2/s)
Ketiga
hal tersebut diatas dapat dirumuskan menjadi persamaan dibawah ini, dimana
aliran laminer memiliki nilai Re <
2300 sedangkan aliran turbulen
memiliki nilai Re > 2300.
6. Penurunan Tekanan
Pada
suatu aliran dalam pipa, tekanan fluida yang dihasilkan tidak terlalu konstan.
Faktor yang menyebabkan terjadinya penurunan tekanan ini adalah :
a. Viskositas cairan
b . Panjang penampang aliran
c. Tipe dan kecepatan aliran
2.2 Komponen Pendukung Sistem Hidrolik
1.
Katup
(valve).
Katup
dalam sistem hidrolik dibedakan atas fungsi desain, dan cara kerja katup. Untuk
pembagian katup berdasarkan fungsi, terdiri atas :
a.
Katup tekanan (pressure relief valve)
b.
Katup arah aliran (direction control valve)
c.
Katup aliran searah (non return valve)
d.
Katup pengaturan debit
aliran (flow control valve)
(1). Katup tekanan (pressure relief).
Komponen ini berfungsi sebagai saklar
otomatis pada sistem hidrolik, katup ini akan membuka apabila tekanan dalam
tabungnya telah mencapai tekanan maksimum sesuai dengan yang telah diatur
fluida masuk melalui P dan keluar di T.
Simbol :
Gambar 2.13 Katup Tekanan (Pressure Valve)
(2). Katup 4/3 (Direction Control Valve)
Komponen ini berfungsi sebagai pengatur
arah aliran fluida yang fungsinya sama seperti pada katup 3/2 pada rangkaian
Pneumatik, dimana fluida masuk melalui P dan keluar pada titik A dan B,
sedangkan T sebagai tempat keluaran sisa fluida yang digunakan untuk kemudian
ditampung kembali di receiver tank.
Simbol :
Gambar 2.14 Katup 4/3 (Direction Control Valve)
(3). Katup Aliran Searah (Non Return Valve)
Pada komponen ini aliran fluida hanya
bisa mengalir pada satu arah. fluida yang telah mengalir tidak dapat kembali
melawan arah aliran. Komponen ini disebut juga penyearah aliran fluida.
Simbol :
(4). Katup Pengatur Debit
Aliran (Flow Control Valve)
Komponen
ini berfungsi untuk mengatur kecepatan aliran fluida dalam rangkaian.
Simbol :
Gambar 2.16 Katup Pengatur Debit Aliran
(Flow Control Valve)
2.
Silinder
Hidrolik
Silinder
hidrolik berfungsi untuk mengubah energi yang dimiliki oleh cairan menjadi
energi gerak/mekanik. Jenis silinder hidrolik terbagi menjadi dua, yaitu :
a.
Single Acting Cylinder (SAC).
SAC berfungsi sebagai komponen penggerak akhir, SAC bekerja dengan cara apabila ada
fluida yang menekannya, maka SAC akan
bergerak maju.
Namun
jika tidak ada tekanan yang masuk maka silindernya akan kembali kembali seperti
semula (mundur) secara otomatis.
Simbol :
Gambar 2.17 Tabung Gerak Tunggal (SAC)
b.
Double Acting Cylinder (DAC).
DAC sama fungsinya seperti SAC,
yaitu sebagai elemen penggerak akhir, hanya saja dalam DAC silinder tidak kembali seperti semula seperti SAC, kecuali lubang kedua DAC diberi tekanan fluida, karena DAC merupakan silinder yang memiliki
kerka ganda (maju dan mundur) Dan tidak kembali secara otomatis seperti pada SAC.
Simbol :
3. Motor hidrolik.
Pada
motor hidrolik ini, berfungsi untuk mengubah energi tekanan cairan hidrolik
menjadi energi mekanik/putaran, ukuran dari motor ini dinyatakan dengan
kapasitas perpindahan geometrik (cm3) (V).
Simbol :
Gambar 2.19 Motor Hidrolik
4. Pompa.
Pompa
digunakan untuk sejumlah volume cairan yang digunakan agar suatu cairan
tersebut memiliki bentuk energi. Berdasarkan prinsip kerjanya pompa dibagi
dalam :
a.
Positive
displacement pump
b. Pompa dynamic
Simbol HPP (Horse Power Pack).
Gambar 2.20 Horse Power Pack (HPP)
Pada sistem hidrolik, pompa yang digunakan adalah pompa gigi
karena dapat memindahkan sejumlah volume zat cair yang memiliki viskositas yang
besar. Dalam penggunaan pompa pada suatu sistem haruslah mempertimbangkan
karakteristik dari pompa itu sendiri, salah satu karakteristik yang penting
adalah besar volume yang dipindahkan pompa (V).
Aplikasi Silinder Hidrolik
Penggunaan
silinder hidrolik lebih mudah kita temui di kehidupan kita sehari-hari. Seperti
dongkrak hidrolik kecil yang biasa kita punya di bagasi mobil kita, atau dongkrak
yang lebih besar yang bisa kita temui di tempat-tempat pencucian mobil. Pada
dunia industri, sistem hidrolik dengan aktuator silinder hidrolik sangat banyak
digunakan. Turbin uap pada PLTU menggunakan valve dengan aktuator hidrolik untuk
mengatur uap air yang masuk ke dalamnya.
Silinder
Hidrolik Untuk Aktuator Steam Turbine Valve
Aplikasi Silinder Pneumatik
Sistem pneumatik ini biasa diaplikasikan pada
mesin – mesin industri. Dikarenakan kurangnya daya/kekuatan mekanik dari
pneumatik. Maka pneumatik ini hanya bisa diaplikasikan pada mesin – mesin yang
tidak terlalu membutuhkan tenaga mekanik yang kuat (mesin-mesin bertenaga
ringan) dalam pengoperasiannya. Sedangkan untuk mesin-mesin yang membutuhkan
tenaga mekanik yang kuat harus menggunakan sistem hidrolik.
Gambar Sistem Pneumatik di Dalam Industri
REFERENSI :
Modul Praktikum Fenomena Dasar Mesin Universitas Gunadarma
http://artikel-teknologi.com/aplikasi-sistem-hidrolik/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar