PERBANDINGAN SEMEN PORTLAND DENGAN POZOLAN
A. Pengertian
Semen
Semen adalah suatu jenis bahan yang memiliki
sifat adhesif dan kohesif yang memungkinkan melekatnya fragmen-fragmen mineral
lain menjadi suatu massa yang padat. Pengertian ini dapat diterapkan untuk
banyak jenis bahan semen yang biasa digunakan untuk konstruksi beton untuk
bangunan. Secara kimia semen dicampur dengan air untuk dapat membentuk massa
yang mengeras, semen semacam ini disebut semen hidrolis atau sering disebut
juga semen portland.
Massa jenis semen yang diisyaratkan oleh ASTM
adalah 3,15 gr/cm3, pada kenyataannya massa jenis semen yang diproduksi
berkisar antara 3,03 gr/cm3 sampai 3,25 gr/cm3. Variasi ini akan berpengaruh
proporsi campuran semen dalam campuran. Pengujian massa jenis ini dapat
dilakukan menggunakan Le Chatelier Flask menurut standar ASTM
C 348-97.
B. Komposisi
Bahan Baku Semen
1. Batu gamping
Batu gamping dengan kadar CaCO3 antara
80%-85% sangat baik sebagai bahan baku semen karena lebih mudah digiling untuk menjadi homogen. Batu gamping sebagai bahan baku
utama semen harus memenuhi syarat kimiawi tertentu :
KADAR
|
%
|
CaO
|
49% - 55%
|
Al2O3 + Fe2O3
|
5% - 12%
|
SiO2
|
1% - 15%
|
MgO
|
< 5%
|
Faktor kejenuhan batu gamping yang baik yaitu
lebih dari 1,02 dan tidak boleh kurang dari 0,66. Faktor kejenuhan (Fk)
dihitung dengan memakai persamaan sebagai berikut :
Faktor kejenuhan (Fk) =
(% CaO) + 0,7 (% SiO2)
2,8(%SiO2)+1,2(%Al2O3)+0,65(%Fe2O3)
2. Batu lempung
Batu lempung yang akan dipakai sebagai bahan
baku semen sebaiknya mempunyai kadar SiO2 lebih besar dari 70%
dan Al2O3 lebih kecil dari 10%. Kedua unsur
pembentuk batu lempung ini berfungsi sebai bahan pengoreksi. Jika
kadar Fe2O3 dalam batu lempung lebih kecil dari 10%
maka perlu memakai bahan pengoreksi yaitu berupa pasir besi.
3. Gipsum
Gipsum (CaSO4 2H2O)
dipergunakan sebagai bahan tambahan (additve material)
pada pembuatan semen portland dengan jumlah antara 4%-6%. Fungsi gipsum disini
sebagai redater, yaitu bahan yang dapat mengendalikan waktu
pengerasan semen dan juga untuk menentukan kualitas semen. Komposisi kimia
gipsum untuk bahan baku semen portland disyaratkan sebagai berikut :
KADAR
|
%
|
CaO
|
30% - 35%
|
SO3
|
0% - 45%
|
H2O
|
15% - 25%
|
Garam Mg dan Na
|
0,1 %
|
Hilang pijar
|
9%
|
Ukuran partikel
|
95% (-14 mesh)
|
4. Pasir kuarsa
Dalam industri semen pasir kuarsa dipakai
sebagai bahan koreksi bersama pasir besi, pyrite, bauxite,
laterit atau kaolin. Komposisi kimia yang disyaratkan adalah sebagai berikut :
KADAR
|
%
|
SiO2
|
95 % - 99 %
|
Al2O3
|
3 % - 4 %
|
Fe2O3
|
0 % - 1 %
|
5. Pasir besi
Pasir besi termasuk pada bahan korektif bersama
pasirkuarsa. Untuk bahan baku semen portland komposisi pasir besi harus
memenuhi kriteria sebagai berikut :
KADAR
|
%
|
SiO2
|
30% - 45%
|
Fe2O3
|
20% - 35%
|
TiO2
|
1% - 3%
|
CaO
|
7% - 10%
|
H2O
|
0% - 1%
|
Jenis semen SNI
Jenis
semen
|
|
Nama
|
|
SNI 15-0129-2004
|
Semen portland putih
|
SNI 15-0302-2004
|
Semen portland pozolan / Portland
Pozzolan Cement (PPC)
|
SNI 15-2049-2004
|
Semen portland / Ordinary Portland
Cement (OPC)
|
SNI 15-3500-2004
|
Semen portland campur
|
SNI 15-3758-2004
|
Semen masonry
|
SNI 15-7064-2004
|
Semen portland komposit
|
Proses pembuatan semen
dapat dibedakan menurut :
1.
Proses basah
Pada proses basah semua bahan baku yang ada
dicampur dengan air, dihancurkan dan diuapkan kemudian dibakar dengan
menggunakan bahan bakar minyak, bakar (bunker crude oil). Proses ini
jarang digunakan karena masalah keterbatasan energi BBM.
2.
Proses kering
Pada proses kering digunakan teknik penggilingan
dan blending kemudian dibakar dengan bahan bakar batubara.
Proses ini meliputi lima tahap pengelolaan yaitu
a. Proses
pengeringan dan penggilingan bahan baku di rotary dryer dan roller
meal.
b.
Proses pencampuran (homogenizing raw meal) untuk mendapatkan campuran
yang homogen.
c.
Proses pembakaran raw meal untuk menghasilkan terak (clinker :
bahan setengah jadi yang dibutuhkan untuk pembuatan semen).
d. Proses pendinginan terak.
e. Proses penggilingan akhir di mana clinker dan gypsum digiling
dengan cement mill.
Dari proses pembuatan semen di atas akan terjadi
penguapan karena pembakaran dengan suhu mencapai 900 derajat Celcius sehingga
menghasilkan : residu (sisa) yang tak larut, sulfur trioksida, silika yang
larut, besi dan alumunium oksida, oksida besi, kalsium, magnesium, alkali,
fosfor, dan kapur bebas.
A. SEMEN PORTLAND
1. Pengertian
Semen portland ialah semen hidrolis yang
dihasilkan dengan cara menghaluskan klinker yang terdiri dari silikat-silikat
kalsium yang bersifat hidrolis dan gips sebagai bahan pembantu.Semen portland
merupakan bahan ikat yang sangat penting dan banyak digunakan dalam pembangunan
fisik bangunan.
Fungsi semen ialah untuk bereaksi dengan air
sedangkan pasta semen berfungsi untuk merekatkan butir-butir agregat agar
terjadi suatu massa yang homogen/padat, selain itu pasta semen juga untuk
mengisi ronga-ronga diantara butir-butir agregat.
2. Sejarah
Semen pertama kali ditemukan di zaman Kerajaan
Romawi, tepatnya di Pozzuoli, dekat teluk Napoli, Italia. Bubuk itu lantas
dinamai pozzuolana. Meski sempat populer di zamannya, nenek moyang
semen made in Napoli ini tak berumur panjang. Menyusul
runtuhnya Kerajaan Romawi, sekitar abad pertengahan (tahun 1100 - 1500 M) resep
ramuan pozzuolana sempat menghilang dari peredaran. Sebelum
semen yang kita kenal ditemukan, adukan perekat pada bangunan di buat dari
kapur padam, pozolan dan agregat (campuran ini sering disebut semen
alam).Campuran perekat tersebut tidaklah terlalu kuat, tapi tergantung pula
pada sifat pozolan yang di gunakan sebagai bahan perekat. Pozolan adalah bahan
yang terbentuk oleh debu dari letusan gunung berapi. Kapur hidrolis pertama
kali ditemukan oleh seorang sarjana sipil yang bernama Jon Smeaton pada tahun
1756. Pada saat itu ia bertugas untuk merehabilitasi menara api yang terletak
di Eddystone. Ia mencoba menggabungkan kapur padam dan tanah liat. Kemudian
campuran itu ia bakar. Setelah mengeras, bongkahan campuran tersebut di tumbuk
hingga menjadi tepung. Yang mana tepung tesebut dapat digunakan kembali dan
dapat mengeras di dalam air. Mulai dari percobaan inilah sifat-sifat kapur
hidrolis mulai di kenal. Namun perkembangan bahan yang ia temukan masihlah
lambat dibandingkan campuran kapur padam biasa.
3. Cara Pembuatan
Semen Portland
Semen Portland dibuat dengan melalui beberapa
langkah, sehingga sangat halus dan memiliki sifat adhesive maupun kohesif.
Semen diperoleh dengan membakar secara bersamaan suatu campuran dari Calcereous
(yang mengandung kalsium karbonat atau batu gamping) dan argillaceous (yang
mengandung alumina) dengan perbandingan tertentu.
Secara mudahnya langkah-langkah pembuatannya:
1. Kandungan semen portland
berupa kapur, silica dan alumina, sebagai bahan dasar
2. Ketiga bahan dasar tadi
dicampur dan dibakar dengan suhu 1550°C dan menjadi klinker
3. Kemudian dikeluarkan,
didinginkan dan dihaluskan sampai halus seperti bubur
4. Biasanya ditambah gips atau kalsium sulfat (CaSO4)
kira-kira 2 sampai 4 persen sebagai bahan pengontrol waktu pengikatan
5. Kemudian dimasukkan
kedalam kantong dengan berat masing-masing kantong 40 Kg atau 50 Kg untuk
segera dipasarkan
4. Sifat-Sifat Semen
Portland
Ø susunan kimia
OKSIDA
|
PERSEN
|
Kapur (CaO)
|
60 – 65
|
Silika (SiO2)
|
17 – 25
|
Alumina (Al2O3)
|
3 – 8
|
Besi (Fe2O3)
|
0,5 – 6
|
Magnesium (MgO)
|
0,5 – 4
|
Sulfur (SO3)
|
1 – 2
|
Soda/Potash (Ma2O
+ 2O)
|
0,5 – 1
|
Walaupun komplek, namun pada dasarnya dapat disebutkan 4 senyawa yang paling penting keempat senyawa tersebut ialah :
Trikalsium silikat (C3S)
atau 3CaO.SiO2
Dikalsium silikat (C2S)
atau 2CaO.SiO2
Trikalsium aluminat (C3A)
atau 3CaO.Al2O3
Tetrakalsium
aluminofert (C4AF)
atau 4CaO.Al2O3.Fe2O3.
5. Jenis-Jenis Semen
Portland
Perbedaan komposisi kimia semen yang dilakukan
dengan cara mengubah persentase 4 komponen utama semen dapat menghasilkan
beberapa jenis semen sesuai dengan tujuan pemakaiannya.Sesuai dengan tujuan
pemakaiannya, semen portland di Indonesia dibagi menjadi 5 jenis, yaitu:
a. Jenis I :
Untuk konstruksi pada umumnya, dimana tidak diminta persyaratan khusus
seperti yang disyaratkan pada
jenis-jenis sebelumnya.
b. Jenis II : Unutk
konstruksi umumnya terutama sekali bila disyaratkan agak tahan
terhadap sulfat dan panas hidrasi
yang sedang.
c. Jenis III : Untuk
konstruksi-konstruksi yang menuntut persyaratan kekuatan awal tinggi.
d. Jenis IV : Unutk
konstruksi-konstruksi yang persyaratannya panas hidrasi yang rendah.
e. Jenis V : Unutk
konstruksi-konstruksi yang menuntut persyaratan sangat tahan terhadap sulfat.
B.
SEMEN POZOLAN
1. Pengertian
Semen portland pozolan adalah suatu semen
hidrolis yang terdiri dari campuran yang homogen antara semen Portland dengan
pozolan halus, yang di produksi dengan menggiling klinker semen portland dan
pozolan bersama-sama, atau mencampur secara merata bubuk semen portland dengan
bubuk pozolan, atau gabungan antara menggiling dan mencampur, dimana kadar
pozolan 6 % sampai dengan 40 % massa semen portland pozolan.
Pozolan adalah bahan yang mengandung silika
atau senyawanya dan alumina, yang tidak mempunyai sifat mengikat seperti
semen, akan tetapi dalam bentuknya yang halus dan dengan adanya
air, senyawa tersebut akan bereaksi secara kimia dengan kalsium hidroksida
pada suhu kamar membentuk senyawa yang mempunyai sifat seperti semen.
2. Jenis dan penggunaan
1) Jenis
IP-U yaitu semen portland pozolan yang dapat dipergunakan untuk semua tujuan
pembuatan adukan beton.
2)
Jenis IP-K yaitu semen portland pozolan yang dapat dipergunakan untuk semua
tujuan pembuatan adukan beton, semen untuk tahan sulfat sedang dan panas
hidrasi sedang.
3) Jenis
P-U yaitu semen portland pozolan yang dapat dipergunakan untuk pembuatan beton
dimana tidak disyaratkan kekuatan awal yang tinggi.
4) Jenis P-K yaitu semen porland pozolan
yang dapat dipergunakan untuk pembuatan beton dimana tidak disyaratkan kekuatan
awal yang tinggi, serta untuk tahan sulfat sedang dan panas hidrasi rendah
3.
Sifat Portland Pozzolan
Menurut Neville (1998), sifat pozzolan adalah sifat
yang dimiliki bahan-bahan yang mengandung senyawa silika dan alumina.
Sebenarnya bahan tersebut tidak memiliki sifat seperti semen. Namun apabila
bahan tersebut digiling hingga halus dan dicampur dengan klinker di finish mill
untuk membentuk semen dan kemudian semen tersebut bereaksi dengan air maka akan
membentuk senyawa CSH dan CAH. Sehingga bahan pozzolan tersebut akan mempunyai
sifat seperti semen. Reaksinya yaitu senyawa silika dan alumina akan mengikat
senyawa Ca(OH)2 untuk membentuk senyawa CSH dan CAH :
SENYAWA SILIKA
|
SENYAWA ALUMINA
|
C3S + H2O
|
CSH dan Ca(OH)2
|
C2S + H2O
|
CSH dan Ca(OH)2
|
Ca(OH)2 + H2O + SiO2
|
CSH
|
Ca(OH)2 + H2O + Al2O3
|
CAH
|
Bahan pozzolan terbagi menjadi 2 yaitu pozzolan alam dan pozzolan
buatan. Bahan pozzolan alam contohnya yaitu trass, sedangkan bahan pozzolan
buatan contohnya yaitu fly ash.
4. Syarat mutu
1) Persyaratan
kimia dan fisika semen portland pozolan jenis IP-U dan IP-K harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
2) Syarat
kimia dan fisika semen portland pozolan jenis P-U dan P-K harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
5. Cara
uji
1.
Uji kimia
Pengujian magnesium oksida, sulfur trioksida dan
hilang pijar
2. Uji fisika
Pengujian kehalusan
dengan alat blaine atau turbidimeter, pengikatan dengan jarum vicat, kekekalan
bentuk dengan autoclave, kuat tekan, panas hidrasi dan kandungan udara mortar.
3. Syarat lulus uji
Semen portland pozolan dinyatakan tidak lulus
uji apabila:
a) Semen gagal memenuhi salah satu syarat mutu
seperti yang dicantumkan pada butir 5.
b)
Semen gagal memenuhi salah satu syarat mutu seperti yang dicantumkan pada butir
5 setelah dilakukan uji ulang.
c) Kekurangan berat
lebih dari 2% dari berat yang dicantumkan, baik dalam setiap kemasan maupun
berat rata-rata dari setiap kemasan maupun berat rata-rata dari setiap
pengiriman yang diwakili oleh penimbangan 50
kemasan yang diambil secara acak.
CATATAN : Uji ulang dapat dilakukan pada sisa semen
didalam penyimpanan pada silo yang akan dikirim selama periode lebih dari 6
bulan.
6. Pengemasan
Semen portland pozolan dapat diperdagangkan
dalam bentuk curah maupun kemasan.Apabila tidak ada ketentuan lain, semen
dikemas dalam kantong dengan berat netto 40 kg untuk setiap kantong. Untuk
semen curah, kontainer atau wadah harus kedap air yang dibuat sedemikian rupa
sehingga bagian dalam mudah diperiksa. Kontainer atau wadah harus dilengkapi
dengan alat penyalur untuk mengeluarkan semen.
7. Syarat penandaan
Pada kemasan sekurang-kurangnya dicantumkan
nama:
a) Tulisan ”Semen portland pozolan”.
b) Kode dan jenis.
c) Merk/tanda dagang.
d) Nama perusahaan.
e) Berat netto.
Untuk semen portland pozolan curah, penandaan dicantumkan pada
dokumen pengiriman.
8. Penyimpanan dan
transportasi
a) Semen ketika disimpan maupun di
transportasikan harus dijaga sedemikian rupa sehingga mudah untuk dilakukan
inspeksi dan identifikasi.
b) Semen curah disimpan dalam
bangunan/penyimpanan yang kedap terhadap cuaca sehingga akan melindungi semen
dari kelembaban dan menghindari terjadinya penggumpalan semen pada saat
penyimpanan dan transportasi.
c) Penyimpanan maupun transportasi semen dalam
kantong dilakukan sedemikian rupa sehingga terhindar dari pengaruh cuaca.
REFERENSI :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar